7 POLA KERJASAMA
PT RSM
Pola Kerjasama Program
Permagangan/PKL
Kombinasi pembelajaran teori di ruang kelas dan perpustakaan
(theoretical learning) dan pembelajaran praktek di lab (practical learning)
dirancang sedemikian rupa dalam rangka menghasilkan lulusan dengan tingkat mutu
tertentu yang siap memasuki dunia kerja. Keberhasilan pendidikan vokasi tidak
hanya diukur dari segi mutunya saja melainkan juga dari segi relevansinya.
Hubungan mutu dan relevansi ibarat dua sisi dari satu keping mata uang. Mutu
lulusan pendidikan vokasi dianggap relevan oleh para pengguna lulusan, yang
dalam hal ini adalah sektor dunia usaha dan dunia industry (DUDI) apabila apa
yang mereka dapatkan sama dengan atau lebih besar dari yang mereka harapkan.
Kenyataan yang terjadi adalah sebaliknya, dimana DUDI menilai bahwa lulusan
pendidikan vokasi belum siap kerja, mereka over qualified but under experience
. Berdasarkan pengalamannya, banyak pre-rekruit menghadapi dilema dimana banyak
pelamar yang memiliki potensi tinggi harus direlakan untuk tidak diseleksi
lebih lanjut karena tidak memiliki pengalaman kerja yang relevan sebagaimana
seringkali diminta pada iklan-iklan lowongan kerja.
Sekarang dan kedepan, para penyedia kerja mengharapkan dari para lulusan tidak
hanya memiliki pengetahuan dari bidang studi atau keakhliannya saja, tetapi
juga kemampuan adaptasi terhadap lingkungan kerja baru dimana mereka bergabung,
membawa keterampilan-keterampilan komunikasi yang luar biasa, kemampuan
memimpin dan dipimpin, dan kemampuan yang teruji dapat berfungsi secara efisien
dan efektif. Ini berarti bahwa transferable skills penting bagi para siswa.
Transferable skills adalah keterampilan-keterampilan atau kemampuan-kemampuan
yang dapat di-aplikasikan dengan sama dari pekerjaan satu ke pekerjaan lainnya.
Keterampilan-keterampilan ini juga dikenal dengan keterampilan keterampilan
kunci (key skills), keterampilan-keterampilan jenerik (generic skills) atau
keterampilan-keterampilan inti (core skills). Keterampilan-keterampilan
tersebut meningkatkan employability lulusan dan dapat diperbaiki melalui
pembelajaran di tempat kerja. menyisakan selisih negatif mahasiswa perlu
mendapatkan experiential learning. Disamping itu fasilitas laboratorium yang
tersedia pada umumnya di set up berupa miniatur simulatif inkubatif
eksperimentatif sebagai sarana belajar bukan untuk memproduksi barang atau/dan
jasa yang riil untuk pasar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar